Minggu, Desember 28, 2008

Menulis = Mengenal Diri

Menulis adalah proses mengenal diri sendiri.

Sudah cukup lama saya mempercayai itu, tapi baru sekarang saya betul-betul mengalami pengejawantahannya *alah*.

Writing is enlightening.

Itu yang saya rasakan tadi malam, ketika kembali nongkrong di depan komputer. Setelah lima jam meneruskan menulis draft lama, saya merasa cukup dan mematikan komputer. Menjelang tengah malam, tiba-tiba seberkas ide muncul, dan saya menuliskannya di handphone. Memasuki sebelas halaman SMS (sekitar 1600 karakter), jempol saya mulai pegal. Kaku dan kesemutan. Akhirnya saya kembali menyalakan komputer.

Tidak banyak yang saya hasilkan, hanya dua setengah halaman A4. Tapi itu dua setengah halaman yang menakjubkan. The feeling was indescribable… and priceless. Saya seperti anak kecil bertemu mainan baru. Bersemangat, kegirangan, dan takjub pada saat yang sama. Boleh dibilang, selama bertahun-tahun menulis, baru kali ini saya merasa begitu ‘hidup’. Saya seperti berjumpa dengan seorang ‘Jenny’ yang lain, yang tak pernah saya sangka ada sebelumnya.

Saya sendiri tidak tahu bagaimana bisa begitu. Barangkali karena beban ‘harus menulis bagus supaya bisa diterima’ sudah saya buang jauh-jauh. Barangkali karena ekspektasi yang saya longgarkan akhirnya memberi cukup ruang bagi kreativitas untuk berekspresi. Barangkali karena perjalanan saya ‘mengamati dan menyelam ke dalam diri’ mulai membuahkan hasil. Barangkali karena saya tidak lagi takut untuk jujur terhadap diri sendiri. Atau barangkali, karena saya mulai sadar -meski belum sepenuhnya- untuk apa saya menulis.

Untuk mengenal diri. Itulah yang paling pas buat saya, setidaknya untuk saat ini.


UPDATE (22:01):

Old draft: four pages.

New draft: five pages (full chapter).

Five episodes of ‘Friends’.

Not bad at all. Long live Joey Tribbiani!


*yawn*

6 komentar:

  1. ketika tak ada beban memang lebih mudah menemukan

    BalasHapus
  2. mungkin udah waktunya elo diintimidasi?
    mana? tinggal berapa hari lagi dari 180?

    haha

    -okke-

    BalasHapus
  3. Hadoh.

    Iya, iya, nulis lagi deh. Hueheueheu.

    *ngitung sisa hari*

    emmm... masih lumayan lama kok, hahahahah

    BalasHapus
  4. Jen, good luck buat cerita baru kamu, ya. Yakin deh, pasti bagus banget. Postingan kamu tambah oke, lho ;-)

    BalasHapus
  5. Hi Rina.. wah, what a surprise!

    Senang ketemu lagi, thank you for dropping by, yaaa :-)

    BalasHapus
  6. dan ekpektasi terlalu tinggi juga yang kadanga membuat mata capek menelusuri setiap pargraf.

    thx

    BalasHapus