Sabtu, Desember 27, 2008

Blabbering. Just Blabbering.

Bilangnya nggak peduli mau diterbitkan atau nggak. Kenapa harus pake deadline segala dan ngumumin lewat blog serasa orang penting, Nyeeet?

Okeh.

Alasan terjujur kenapa jurnal ini ada, sebetulnya tidak jauh dari satu kata: MALAS.

Tanpa jurnal, tanpa deadline, tanpa paksaan ekstra… nyaris mustahil novel ini bisa selesai. Karena saya tipikal perempuan yang lebih memprioritaskan bantal dan tempat tidur daripada komputer, dan jauh lebih memilih leyeh-leyeh ketimbang menulis, meski ide sudah berhamburan di otak.

Oh well, I finished two unpublished novels, tapi yang pertama karena ada perjanjian dengan sebuah majalah (dimana tadinya cerita itu diterbitkan sebagai cerbung, sehingga tiap bulan saya harus mengirim satu bab ke mereka – sungguh cara yang efektif!), dan yang kedua karena waktu itu obsesi-jadi-penulis saya sedang menggila. Dua-duanya belum terbit sampai sekarang. Yang satu karena sudah ditolak tiga penerbit (now you know why I hate editors, subjektif sih memang, tapi sutralah ;-D), yang kedua sengaja belum saya submit ke penerbit manapun, karena… well, masih trauma sama yang pertama. Dan masih belum PD juga.

Blabbering... blabbering... blabbering...

Nulis, Jen. Nulis.

Today’s record: zero page, karena mendadak saya teringat pada sebuah draft lama yang baru ditulis tujuhpuluh persen, dan jadi tergerak untuk melanjutkannya karena merasa ‘berhutang’. So I spent five hours working on the draft. Lumayan, lah. Sampai draft itu selesai, saya akan menulis bergantian. Setidaknya, bagaimana pun nasib draft-draft saya kelak, mereka layak mendapatkan dua kata berharga ini: THE END. Penghujung yang sempurna, apa pun hasil akhirnya. Yes, they deserve it.


*BTW, kalau ada editor yang mampir ke sini (atau ada yang punya teman editor)… saya masih punya dua novel yang sudah selesai dan siap terbit. Tertarik? Ihihihihihi.

2 komentar:

  1. hahahahaha..
    jen, sini editor nih..
    hehehe..

    please don't hate me because i'm an editor! ;)
    hahahahaha..

    sayangnya, lagi 'cuti'.
    sayang juga, (mantan) kantor gue 'cuma' nerbitin terjemahan. hmmm.. :D
    semangat yaa, bu! :)

    BalasHapus
  2. Salah editor kali kirimnya.... Yuk dong dik, bikin tulisan on-line yang editornya kita-kita sendiri, jelas laku tapi pikirin juga supaya orang ngentri nggak gratisan. Toh 20 th lagi mungkin sudah tidak ada penerbitan cetak. Bakat sehebat panjenengan sulit untuk tidak diapresiasi.

    Mbak henny

    BalasHapus